Ajiputra

.:: tiada gunung terlalu tinggi, tiada jurang terlalu dalam ::.

Archive for the ‘Cerita jaman lama’ Category

Sungkem

with 7 comments

sungkem

Sebuah tradisi yang umumnya ada di kalangan keluarga Jawa, biasanya kita temukan pada kegiatan-kegiatan keraton, juga pada saat Hari Raya Idul Fitri, merupakan sebuah tradisi yang patut dilestarikan. Yang merupakan budaya yang dimiliki Indonesia yang *setahu saya* tidak ditemukan di negara lain. Dalam kegiatan sungkem adalah suatu bentuk penghormatan dari orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, dengan bentuk pelaksanaan yang berbeda-beda pula dari pelaksanaanya, ada yang sujud sambil mencium lutut orang yang lebih tua, ada yang sambil duduk sambil bersalaman, ada pula yang seperti gambar diatas.

Gambar diatas diambil waktu lebaran 1430 H kemaren di Jogja. Orang yang “disungkemi” tersebut adalah Bapak ku, sedangkan orang yang sungkem dan termasuk dalam antrian adalah para warga desa yang berkeliling kampung “unjung-unjung” seusai pelaksanaan Sholat Ied di lapangan dekat saya menginap.

Pada saat sungkem selalu ada kalimat “mantra” yang diucapkan bergantian, yang dimulai oleh orang yang lebih muda lalu bergantian orang yang lebih tua. tapi sampai sekarang pun saya belom hapal betul apa yang harus diucapkan pada saat “sungkem” di desa itu, karena kalimatnya menggunakan bahasa jawa halus dan saya ndak ngerti kosa kata tersebut. Yang saya paham hanya ucapan dimulai oleh yang lebih muda untuk menyatakan mohon maaf atas kesalahan yang pernah dibuat, dan dilanjutkan pemberian maaf sekaligus permohonan maaf juga dari yang lebih tua.

Sampai suatu saat saya pernah bertanya ke sepupu saya tentang urut-urutan kalimat yang diucapkan, tapi saya hanya paham sedikit:

“Minal Aidin Walfaidin, kulo nyuwun pangapunten engkang kalepatan kulo”.

Yah begitu kira-kira isinya tapi mungkin ada yang salah *mohon dibetulken* karena ucapan itu hanya seinget saya dan pastinya masih banyak yang salah.

Sampai pernah suatu saat beberapa tahun lalu saya ngga ngerti apa-apa tentang “mantra” itu sehingga yang saya ucapkan sangat ngawur dan ndak beraturan, pernah sambil sungkem saya mengucap:

“Mbah, saiki jamane jaman edan, yen ora edan ora kumanan, maaf lahir batin ya, Mbah…”

NB: bagaimana dengan ditempat kalian mudik, apakah sama dengan di tempat saya???

Written by ajiputra

September 27, 2009 at 14:19

Posted in Cerita jaman lama

Thanks to: My Gadgets

with 7 comments

Selama kurang lebih empat tahun menerjang ombak dan menembus badai, perjalanan saya di UPN “veteran” Jatim selama berstatus mahasiswa sampai saya menanggalkan status tersebut tidak luput dari jasa-jasa para pahlawan tak bernyawa yang selalu menemani dan mendampingi masa-masa sulit itu *halah.. mendramatisir banget..*

Yah… gini deh, singkatnya ini adalah profil para gadget kesayangan saya yang saya gunakan selama saya kuliah sampe lulus dan mungkin mereka akan menemani sampai titik darah penghabisan nantinya.

1. Komputer (PC) rumah.

yang pertama ini nih, adalah PC saya yang digunakan dirumah, pertama kali dibeli pas juga waktu saya masuk kuliah. kira2 pertengahan tahun 2004. Dengan spesifikasi prosesor Intel P4 – 2,4 Ghz, HDD 40Gb, Ram 256 Mb. dan sekarang udah terupgrade dengan HDD 120 GB serta Ram 512 Mb. Saya beri nama Adikrida, terinspirasi dari nama UKM TARI di UPN yang bernama ADI KRIDA GIRI yang personilnya cantik2 dan gemulai kalo udah diatas panggung.  Tergolong apik di jamannya dulu. PC inilah yang menemani saya sampai semester 6 sebelum kehadiran laptop acer.

2. Flash disk

Sebetulnya saya menggunakan 3 buah flashdisk selama ini, tapi ini flashdisk yang paling bersejarah. Flashdisk ini ngga punya nama yang spesifik, berganti2 nama sesuai selera saya. Sejarahnya saya dan farid sedang browsing di warnet FTI kampus. Baru 5 menit internetan, ada 2 orang dosen yang meninggalkan flashdisk yang masih menancap di PC sebelah saya. Sebetulnya saya berniat mengembalikan flashdisk tersebut, tapi karena flashdisk tersebut berisi file film dengan kategori xxx, urung niat saya mengembalikannya. Alhasil, kita ngga jadi browsing dan buru2 pergi dengan mbayar warnet sejumlah IDR 1.500.

3. HP


Perangkat yang satu ini sangat berjasa, namun Hape Nokia 3220 ini telah gugur di medan perang. Tepatnya pada saat saya sibuk-sibuknya garap tugas akhir HP ini hilang entah kemana, namun saya dapet ganti SIM card dari Grapari telkomsel dengan nomer yang sama. Hp ini pernah berjasa selama hidupnya *halah*. Dari mulai buat telpon2, sms, sampe diisi program kalender pasaran untuk salah satu tugas kuliah.

4. Sepeda motor


Sosok kuda besi yang bernama kirana ini sukses menemaniku selama 6 tahun terakhir ini. Mulai dari SMA, sampai kuliah juga pake ini, sekalian sama si Helm hitam yang setia menemani dan mendampingi.. Tapi sayangnya aku sekarang kurang perhatian sama dia, udah jarang ku elus2, aku mandiin. Padahal si kirana ini nih udah tiap hari nemenin aku.

5. Laptop


Laptop Acer aspire 4520 dengan procesor AMD turion 64×2 dan ram 1 GB ini aku beri nama Rushvitta, cantik kan. Ini adalah gadget yang menemani aku selama garap PKL dan garap TA. Tanpa ini, mungkin perjuanganku mencopot status mahasiswa bakalan agak susah. Rushvitta ini ku isi dengan OS Ubuntu Hardy heron dan Windows XP SP2. dan akan terus menemani sampai titik darah penghabisan di perjuangan berikutnya nanti.

Written by ajiputra

January 15, 2009 at 10:39

Oh, Getah Pohon Jarak…

with 16 comments

Setelah ngeliat postingan mba yang satu ini, saya jadi inget semasa kecil dulu jaman saya SD. Lho jadi apa hubungannya antara si Nilla, Pohon Jarak, sama Semasa saya SD dahulu kala?

Jadi begini loh, Nilla kan cerita kalo lidahnya kegigit pas waktu dia tidur, *makanya La, kalo tidur giginya ditaruh di meja aja biar ngga kelayapan kemana2… :d * Sampe-sampe lidahnya berdarah-darah luka, hmm gitu sih katanya menurut berita yang aku baca…

Trus, hubungannya ama pohon jarak dan semasa SD apaan Ji?
Waktu itu, waktu kecil dulu, waktu rumahku masih di Kampung Kelapa Dua dulu (Bogor =tapi sekarang Depok). Pohon Jarak yang letaknya persis di belakang rumah saya dan persis juga di samping Kuburan sebuah Keluarga bangsawan disana, dimasa itu cukup berguna buat kesehatan masyarakat. Terutama bagi warga yang sedang mengalami sakit sariawan, baik sariawan di Lidah maupun di Bibir.

Pohon Jarak 1Pohon Jarak 2

Pasti lah, setiap orang yang lagi sariawan langsung aja menuju pohon jarak tersebut dan ngambil sedikit batangnya yang masih hijau segar. Disitu kan nanti keluar getah kental warna bening (apa putih ya… lupa). Trus getahnya itu di oles-oleskan ke tempat pusat sariawannya. Rasanya sih emang agak perih banget sedikit. Tapi khasiatnya boleh diadu sama obat-obat sariawan… Dibanding Obat sariawan yang dijual di pasaran, menurut penelitian saya getah jarak terbukti 80% lebih manjur mengobari sariawan.

Pengalaman pertama berobat pake Getah Jarak yaitu pas saya ngeliat seorang anak kecil yang sedang krusak-krusuk di kebon Jarak samping kuburan. Setelah saya tanya, “Lagi ngapain Neng?”

“Lagi ngobatin sariawan, Bang”, katanya terus pergi lagi lari ke rumahnya.

Pikirku kok aneh ya getah jarak kok buat obat sariawan, tapi ternyata setelah aku coba sendiri sewaktu terkena serangan sariawan, aku coba lah getah itu. Eh ternyata bener, manjur… Swer…

Nah, Sekarang kegunaan Pohon Jarak udah bertambah lagi setelah menjadi obat sariawan tradisional, sudah lebih maju sebagai bahan untuk membuat bahan bakar biodiesel. Keren Ya…!!

Written by ajiputra

January 28, 2008 at 20:10